Senin, 31 Mei 2010

Ebis dan Profesi/INDAH TRI HASTUTI (142080110)

INDAH TRI HASTUTI (142080110)
SKANDAL XEROX
Belakangan ini negara superpower AS menghadapi tekanan ekonomi hebat. Belum selesai dgn skandal memalukan yg menimpa Enron Corporation negara itu kini dilanda skandal serupa. Korporat sekelas Xerox Corp Walt Disney dan WorldCom juga melakukan hal serupa. Xerox Corp diduga memanipulasi pembukuan. Meski belum dibuktikan secara hukum indikasi ini terlihat dari adanya gap revenue sebesar US$2 miliar pada periode 1997-2000. Xerox diduga telah melakukan kesalahan perhitungan akuntansi atas revenue sebesar US$6 miliar. Jumlah ini tidak sama dgn taksiran Securities and Exchange Commission seperti terbaca dalam settlement dgn korporat itu April lalu. Menurut SEC nilai revenue dari 1997-2000 diperkirakan hanya US$3 miliar . Akibat manipulasi tersebut pada 5 Juli 2002 Xerox didenda US$10 juta. Walt Disney Company juga mengalami hal serupa. WDC pada 28 Juni 2002 menyatakan pihaknya melaporkan data keuangan yg salah utk 2 tahun fiskal krn kesalahan matematis. Menurut Disney pendapatannya pada tahun fiskal 2001 adl US$613 juta atau US$29 cent per lembar saham. Sebelumnya dilaporkan nilainya US$358 juta atau US$17 cent per lembar saham . Bencana keuangan yg paling menghancurkan kepercayaan investor adl WorldCom Inc. Skandal manipulasi pembukuan WorldCom ternyata merupakan kasus penipuan terbesar sekaligus kepailitan terdahsyat dalam sejarah ekonomi AS. Pada 25 Juni 2002 WorldCom mengumumkan ditemukannya lbh dari US$38 miliar kesalahan akuntansi yg menyebabkan WorldCom melanggar beberapa perjanjian utang. Akibat kabar itu yg sehari kemudian disusul dgn pengaduan SEC atas tuduhan penipuan kemungkinan akan mengakhiri korporat telekomunikasi bermasalah tersebut keluar dari spiral keuangan yg mematikan . Terakhir ekonomi AS kembali terguncang oleh skandal akuntansi senilai US$124 miliar yg dilakukan oleh korporat farmasi Merck yg dibukukan sebagai pendapatan anak korporat dalam tiga tahun terakhir tapi ternyata tidak pernah benar-benar terkumpul. Akibat berbagai skandal pembukuan tersebut bursa Wall Street mengalami tekanan indeks dan para investor mengalami kerugian luar biasa. Indeks Dow Jones turun 3105 poin atau 034% menjadi 9.348 . Padahal pada 5 Juli 2002 Dow Jones memecahkan rekor pencapaian indeks sejak 24 September 2001 setelah terjadinya aksi terorisme di AS. Indeks Nasdaq juga jatuh sebanyak 1292 poin atau 089% menjadi 1.43544. Indeks S&P 500 turun 253 poin atau 026% menjadi 9865 poin. Saham Merck sendiri yg merupakan salah satu saham teraktif di bursa New York turun US$186 atau 38% menjadi US$47. Meskipun masih perlu terus diikuiti perkembangannya skandal demi skandal yg terjadi di AS ini semakin membuktikan kebenaran berbagai analisis penulis sebelum ini bahwa kejayaan ekonomi AS tampaknya akan segera berakhir . Memang selama lbh dari 20 tahun ini AS selalu berhasil mengatasi berbagai masalah perekonomian dan keuangan berat.
Sanksi / tindakan yang perlu dilakukan adalah memberi hukuman penjara kepada para auditor dan tidak dipercaya lagi sebagai auditor,bahkan memberhentikan auditor dari profesi akuntansinya dalam Kantor Akuntan pablik.
Kalo di Indonesia yang melanggar terkadang hanya di beri hukuman penjara,itu saja jika dari pihak kepolisian disuap menggunakan uang pelaku akan dibebaskan dari hukumanya yang seharusnya diterimanya.
Menurut saya belum,seharusnya langsung di pecat seperti yang dilakukan luar negri.
MALPRAKTEK DOKTER KASUS HIV/AIDS
Malpraktek dokter dan petugas medis yang menyalahgunakan profesinya, kini merebak di kalangan pekerja seks komersial (PSK). Sebagai mata pencaharian, para oknum itu memberikan antibiotik kepada para PSK dengan propaganda, "para pekerja yg harus segera diatasi. ". "Padahal AIDS tidak sembuh dengan antibiotika," kata Kepala Seksi Penyakit Menular Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Barat Ariani Murti, kepada TNR, di Jakarta.
Pemberian antibiotika secara massal itu diberikan oknum dokter yang menjadi langganan tempat hiburan tertentu. Penggunaan antibiotik yang digalang secara massal itu dihargai mahal dengan ribuan pekerja seks yang menjadi langganannya. Bayangkan, perputaran uang malpraktek itu mencapai Rp. 15 miliar per bulan. "Memang tidak semua dokter melakukan praktek itu," kata Ariani.
Modus lainnya, ada juga yang mengaku-ngaku sebagai mantri atau petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan. Setelah pihak Dinas Kesehatan menceknya, nama-nama itu fiktif. Tapi, para oknum tetap saja sulit ditangkap, lantaran pihak tempat hiburan segan bekerja sama dengan pemerintah.
Menurut Ariani, para oknum dokter yang diduga menyalahgunakan profesinya sudah didata. Bahkan, lima dokter yang diduga itu, sudah pernah dipanggil Walikota Jakarta Barat pada Oktober 2003. "Tapi tidak ada yang datang," kata Ariani. Ketidakhadiran itu diduga karena para dokter terikat secara struktural kepada pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan. Sementara, pemerintah daerah bukanlah pihak yang memberi izin praktek dokter. Alhasil, sampai sekarang kasus ini terus tidak menemukan kejelasan. Untuk itu, kata Ariani, pihak Departemen Kesehatan harus memberikan tindakan tegas. "Kareka ini sudah jadi matapencaharian mereka (para oknum)
Hukuman tersebut belum sesuai seharusnya para dokter tersebut dipenjara seumur hidup atau dihukum mati biar tidak menguntungkan para PSK
KASUS SETDCO INTRINSIC MASUK ARBITRASE
Departemen Pekerjaan Umum telah mendaftarkan kasus pemalsuan jaminan pelaksanaan PT Setdco Intrinsic Nusantara yang merugikan negara Rp 26 miliar ke Badan Arbitrase Nasional Indonesia.
Dalam gugatannya pemerintah menuntut Setdco Intrinsic membayar Rp 26 miliar, yakni uang jaminan pelaksanaan proyek jalan tol Pandaan-Malang. "Kami sedang menunggu penetapan hari sidang," kata Tjindra kepada Tempo di sela-sela acara "Penanaman Pohon Dalam Rangka Menyambut World Climate Change Conference 2007", di gedung Cawang Interchange
Menurut dia, Bank Mandiri Tbk. dan Setdco Intrinsic sudah menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan masalah ini. Mandiri mempidanakan pegawainya, sedang Setdco Intrinsic, “Mau bayar tapi minta kontrak tak diputus." Pemerintah menolak tawaran perusahaan itu. "Tak ada nego tentang kontrak."
Pemerintah menenderkan lagi proyek Pandaan-Malang dalam batch IV yang baru digelar. “Tapi Setdco Intrinsic dilarang ikut hingga masalahnya selesai," Persoalan bermula ketika pemerintah mencabut kontrak proyek tol Pandaan-Malang dengan Setdco Intrinsic, dan hendak mencairkan uang jaminan di PT Bank Mandiri Tbk. Kontrak diputus lantaran perusahaan yang 35 persen sahamnya dikuasai oleh PT Setdco Graha Nusantara itu tak mampu menunjukkan modal kerja hingga waktu yang ditentukan. Ternyata jaminan bank atas nama Setdco Intrinsic di Mandiri bodong. Tak ada dana yang tersimpan dan bank pemerintah itu. Mandiri pun menyatakan jaminan bank itu palsu. Belakangan, Mandiri melaporkan pegawai Mandiri Cabang Gambir, Jakarta, Momon Suhilman ke Polda Metro Jaya, kemudian memecatnya.
Sanksi / tindakan yang perlu dilakukan adalah memberi hukuman penjara kepada para auditor dan tidak dipercaya lagi sebagai auditor,bahkan memberhentikan auditor dari profesi akuntansinya dalam Kantor Akuntan pablik.
Menurut saya belum,seharusnya langsung di pecat seperti yang dilakukan luar negri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar